Header Ads

test

MODEL, METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN


 




DEFINISI MENGAJAR

v  Istilah mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Mengajar adalah sebagai kegiatan guru. Disamping itu, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan.

v  Pengertian secara luas, mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.

 

v  R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, mengatakan bahwa dalam pengertian lebih luas, mengajar mencakup segala kegiatan menciptakan situasi agar para siswa belajar. Pengertian belajar ini cukup luas, mencakup pula upaya guru mendorong siswa agar belajar, menata ruang dan tempat duduk siswa, mengelompokkan siswa, menciptakan berbagai kegiatan kelompok, memberikan berbagai bentuk tugas, membantu siswa-siswa yang lambat, memberikan pengayaan kepada siswa yang pandai, dan lain-lain.

v  M. Arifin, sebagaimana dikemukakan oleh Ramayulis merumuskan pengertian mengajar adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

 

PANDANGAN MENGENAI MENGAJAR SEBAGAI ILMU

aliran pertama yang menganggap mengajar sebagai ilmu itu sama dengan gagasan
Sekelompok orang yang berusaha meyakinkan kita bahwa guru-guru itu dibangun bukan dilahirkandilahirkan(teacher are built not born). Gagasan ini jelas bersumber dari behaviorisme yang sangat yakin bahwa men are built, not born, yakni manusia itu dibangun/dibuat bukan
dilahirkan. Gagasan ini jelas bersumber dari behaviorisme yang sangat yakin bahwa men are built, not born, yakni manusia itu dibangun/dibuat bukan dilahirkan.Dalam teori behaviorisme yang dipelopori oleh J.B. Watson (1878-1958) itu, semua kecakapan perilaku manusia muncul dan dikuasai hanya karena proses belajar dan pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Tegasnya, karena proses kondisionisasi atau pembiasaan. Bagi aliran ini, pembawaan dan bakat bukanlah apa-apa. Bahkan perasaan senang atau benci pun hanya timbul berkat refleks-refleks yang dibiasakan, dan semua ini konon telah dibuktikan oleh eksperimen berkali-kali.

 

PANDANGA MENGENAI MENGAJAR SEBAGAI SENI

        aliran kedua yang mengajar sebagai seni (art) yang mengacu pada bakat sejak lahir tak berbeda dengan gagasan teacher are born, not built, bahwa para guru itu dilahirkan bukan dibangun atau dibuat. Dalam hal ini, orang dapat menjadi guru yang baik karena ia berbakat menjadi guru. Dengan kata lain, seseorang menjadi guru yang baik atau guru yang buruk bukan karena hasil belajarnya melainkan karena potensinya yang ia bawa sejak lahir. Aliran ini menimbulkan anggapan yang ekstrem bahwa profesi mengajar itu tak dapat dipelajari, atau dengan kata lain sia-sia saja orang mempelajari ilmu keguruan kalau ia tak mempunyai bakat. Sebaliknya, orang yang memang berbakat mengajar dapat menjadi guru yang baik, meskipun tidak pernah belajar teori dan praktik keguruan. Aliran pandangan ini sama dengan aliran nativisme yang dipelopori oleh Arthur Schopenhauer (1788-1860) yang telah menimbulkan “pesimisme pedagogis” yang mengesampingkan arti penting upaya pendidikan. Kebalikannya adalah aliran empirisisme, dipelopori oleh John Locke (1632-1704) yang telah melahirkan “optimisme pedagogis”. Aliran ini terlalu mendewa-dewakan lingkungan dan mengabaikan potensi psikologis pembawaan manusia. Aliran inilah yang menjadi cikal bakal aliran behaviorisem tersebut di atas.

 

MODEL PEMBELAJAARAN

1. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Model Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda.

2. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010:39).

3. Model Pembelajaran Terpadu

Model Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.

 

MODEL MENGAJAR

  1. Metode Ceramah
  2. Metode Tanya Jawab 
  3. Metode Diskusi 
  4. Metode Demonstrasi 
  5. Metode Eksperimen 
  6. Metode Latihan (Drill) 
  7. Metode Pemberian Tugas (Resitasi)
  8. Metode Karyawisata 
  9. Metode Sistem Regu (Team Teaching)
  10. Metode Sosiodrama 
  11. Metode Simulasi

 

        STRATEGI DAN TAHAPAN BELAJAR Pengertian strategi:

        Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran.

        Hamzah B. Uno (2008:45) Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran.

        Dick dan Carey (2005:7) Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.·

        Suparman (1997:157) Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

 

 

Tidak ada komentar