Header Ads

test

FAKTOR KELUPAAN DALAM PEMBELAJARAN


 

PENGERTIAN LUPA 

Lupa menurut pengertian dasarnya adalah lepas dari ingatan, tidak dalam pikiran lagi.(departemen P dan K RI,1990 :538. Pengertian diatas menggambarkan bahwa lupa lebih bermakna psikologis dimana terjadinya pada saat tertentu. Tiga bagian penting untuk memaknai lupa yaitu :

a. lupa adalah sebuah proses yang terjadi pada seseorang dimana ia telah melakukan penyimpanan informasi,

b. lupa dapat saja terjadi pada saat kapan saja, tergantung pada situasipemanggilan memori,,

c. lupa dapat dihindari atau dikurangi dengan cara-cara tertentu.

Artinya secara singkat lupa dapat di artikan sebagai keadaan dimana terjadinya proses penghapusan informasi yng mengakibatkan jejak-jejak ingatan hilang.

 

FAKTOR PENYEBAB LUPA

Gejala lupa sebagai fenomena psikologis mengundang para psikologis mencari apa yang menjadi latar belakang penyebab terjadi lupa. Satu hal membuat jadi riskan ketika pendidik menyampaikan materi pelajaran dengan usaha maksimal, namun peserta didiknya paham saat ketika belajar dan lupa saat keluar dari ruangan belajar.

Banyak hal yang terkait ketika lupa menjadi sebuah gejala dalam proses pembelajaran. Intinya bahwa proses pembelajaran adalah mengaitkan satu item dengan item lainnya disaat mana lupa menjadi bagian tersebut. Dalam hal ini dijelaskan bahwa penyebab lupa sedikitnya ada enam yakni sebagai berikut :

1. Lupa dapat terjadi karena gangguan konflik antara item item informasi atau materi yang ada dalam system memori siswa.

2. Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sebgaja ataupun tidak.

3. Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar dengan waktu mengingat kembali.

4. Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu.

5. Lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa.

6. Lupa dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak.

 

KIAT MENGURANGI LUPA DALAM BELAJAR

Kiat terbaik dalam mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa. Menurut Barlow (1985), Reber (1988)dan Anderson (1990) yaitu :

a. Over Learning

Over Learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi tertentu. Contoh nya yaitu pada pembacaan teks pancasila yang dilakukan setiap hari senin yang akan memudahkan ingatan siswa,atau membaca doa setiap hari ketika sekolah.

b.Extra studi time

extra study time ( tambahan waktu belajar ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi aktifitas belajar. Misalnya seorang siswa yang biasanya belajar atau membaca sebanyak satu kali sehari menjadi dua kali sehari atau tiga kali sehari dan kiat inipun menjadikan seorang siswa mampu melindungi memori dari kelupaan.

c. Mnemonic device

Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic, yang berarti alat pengait mental untuk memasukan item-item informasi kedalam sistem akal siswa. Misalnya jika seorang siswa ingin memudahkan dalam mengingat nama nama Nabi Ulul Azmi, Nabi Nuh,Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad dengan menyingkatnya dengan NIMIM. Singkatan inilah yang akan memudahkan ingatan siswa.

d. clustering

clustering (pengelompokan)ialah menata ulang item-itemmateri menjadi kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam artian bahwa item-item yang memiliki signifikansi dan lafal yang sama atau sangat mirip.

 CARA BELAJAR YANG BAIK UNTUK MELAWAN LUPA

Dr. Rudolf pintner mengemukakan sembilan macam metode di dalam belajara, seperti berikut;

1. Metode keseluruhan kepada bagian (whole to part method)

Didalam mempelajari sesuatu kita harus memulai dahulu dahulu dari keseluruhan, kemudian baru mendetail kepada bagian-bagiannya.

2. Metode keseluruhan lawan bagian (whole versus part method)

Untuk bahan-bahan pelajaran yang skpnya tidak terlalu luas, tepat di pergunakan metode keseluruhan seperti menghafal syair, membaca buku cerita pendek, mempelajari unit-unit pelajaran tertentu, dan sebagainya.

3. Metode campuran antara keseluruhan dan bagian (mediating method)

Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya sangat luas atau yang sukar-sukar.

4. Metode resitasi (recitation method)

Resitasi dalam hal ini berarti mengulangi atau , mengulngi atau mengucapkan kembali (sesuatu) yang telah dipelajari. Metode ini dapatndigunakan untuk semua bahan pelajaran yang bersifat verbal maupun nonferbal.

 5. Jangka waktu belajar (length of practice periods)

Dari hasil-hasil eksperimen ternyata bahwa waktu (priode) belajar produktif seperti menghafal, mengetik, mengerjakan soal hitunngan dan lain-lain.

6. Pembagian waktu belajar (distribution of practice periods)

Dari berbagai percobaan telah dapat di buktikan, bahwa belajar yang terus menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa instirahat tidak efesien dan tidak efektif.

7. membatasi kelupaan (counteract forgetting)

maka untuk jangan sampai lekas lupa atau hilang sama sekali. Dalam belajar perlu adanya “ulangan” atau riview pada waktu-waktu tertentu atau setelah/pada akhir suatu tahap pelajaran diselesaikan.

8. Kecepatan belajar dalam hubungannya dengan ingatan

Kita mengenal ungkapan quick learning means quick forgetting. Di dalamnya terdapat korelasi negative antara kecepatan memperoleh suatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan itu.

9. Retroactive inhibition

Kita mengetahui dari beberapa teori belajar yang telah dibicarakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat asosiasi dan interrelasi antara berbagai pengalaman yang kemudian membentuk pola-pola pengertian atau pengetahuan yang terorganisir di dalam diri kita.

  


Tidak ada komentar